MENGHADAPI BULLY (PERUDUNGAN) ALA RASULULLAH - MASJID BESAR AL ISHLAH KRAGAN KABUPATEN REMBANG

Sabtu, 24 Juli 2021

MENGHADAPI BULLY (PERUDUNGAN) ALA RASULULLAH

MENGHADAPI BULLY (PERUDUNGAN) ALA RASULULLAH

Orang yang gemar mengikuti dan merundung (mem-bully) orang lain di setiap aktivitas online-nya sering kali disebut internet troll. Orang yang menjengkelkan dan (umumnya) kurang kerjaan ini, mendapat kepuasan dari menghina dan membuntuti “musuhnya”.

Semakin ditanggapi semakin happy dan menjadi-jadi dia. Tetapi bila diabaikan, troll pun merasa kerdil, lemah, dan tak relevan.

Rupanya di zaman Nabi Muhammad ﷺ ada juga troll semacam ini, walaupun tentunya sebelum adanya internet.

Adalah Arwa binti Harb—bibi sang Nabi ﷺ sendiri—yang gemar mengikuti dan meledek sang keponakan ﷺ setiap kali beliau berdakwah di Makkah. Entah itu di lorong-lorong jalan, di pasar, atau di Kakbah, Arwa senantiasa membuntuti dan mencaci sang Nabi ﷺ.

Namun, ia sedikit berbeda, bahkan sedikit elegan. Jika kebanyakan orang yang gemar menghina Nabi ﷺ bisanya hanya mengejek dengan kata atau frasa seperti, “penyihir”, “pendusta”, atau “orang gila”, Arwa gemar menghina lewat syair gubahannya.

Salah satu syair singkat yang digubah oleh Arwa, yang juga merupakan istri dari Abu Lahab, itu adalah:

مُذَمَّمٌ أَبَيْنَا، وَدِيْنُهُ قَلَيْنَا، وَأَمْرُهُ عَصَيْنَا

Mudzammam (orang yang tercela) telah kita tolak, dan agamanya kita benci, dan perintahnya kita bangkangi.

Lewat syair dan permainan kata, Arwa ingin mengubah sebutan sang Nabi ﷺ dari Muhammad (orang yang terpuji) ke Mudzammam (orang yang tercela). Dan yang lebih penting lagi, Arwa ingin mendapatkan reaksi atau balasan dari Nabi ﷺ.

Tapi sang Nabi ﷺ tak melihat adanya keperluan menanggapi syair-syair picisan Arwa itu. Kepada sahabatnya, sang Nabi ﷺ berkata:


أَلاَ تَعْجَبُونَ كَيْفَ يَصْرِفُ اللَّهُ عَنِّي شَتْمَ قُرَيْشٍ وَلَعْنَهُمْ يَشْتِمُونَ مُذَمَّمًا وَيَلْعَنُونَ مُذَمَّمًا وَأَنَا مُحَمَّدٌ

Tidakkah kalian heran, bagaimana Allah mengalihkan cacian Quraisy serta laknat mereka kepadaku. Mereka mencaci maki Mudzammam dan melaknat Mudzammam sedangkan aku adalah Muhammad (HR. Bukhari no. 3533).

Singkatnya, Nabi Muhammad ﷺ menegaskan bahwa yang mereka sebut-sebut Mudzammam (yang tercela) itu bukan beliau, sebab beliau adalah Muhammad (yang terpuji).

Dengan kata lain, hinaan apa pun yang dilontarkan kepada sang Nabi tidak akan mengubah realitas apa pun, mengikis kepercayaan diri sang Nabi ﷺ pun tidak. Sebab beliau tahu siapa dirinya yang sesungguhnya.

Di sini kita bisa belajar bagaimana Nabi Muhammad ﷺ menghadapi troll yang kerjanya membuntuti dan menghina.

Beliau memilih untuk mengabaikannya dan fokus pada hal yang penting dan bermanfaat. Beliau tidak merasa perlu untuk merendahkan diri ke level seorang troll.

Sebab bertarung di lumpur hinaan adalah yang diingini oleh troll. Dan alangkah tidak bijaknya bila kita terpancing hingga akhirnya bergulat di lumpur kekotoran itu.

Wallahu A’lam bish Ash-Shawabi. (Kesan)

0 komentar:

Posting Komentar

SIlakan berikan pertanyaan ataupun saran di kolom berikut. Terima kasih ^^