MASJID BESAR AL ISHLAH KRAGAN KABUPATEN REMBANG - MASJID BESAR AL ISHLAH KRAGAN KABUPATEN REMBANG

MASJID BESAR

AL ISHLAH

PROFIL

MASJID SERIBU JENDELA

AL ISHLAH

Menyebar Risalah Menggapai Hikmah

Masjid Besar Al Ishlah merupakan tipologi Masjid Besar yang terletak di Kecamatan Kragan, Rembang. Selain sebagai tempat peribadatan umat Islam, Masjid Besar Al Ishlah juga dimaksudkan untuk berperan serta dalam lembaga dakwah, pendidikan, pengembangan ilmu, dan budaya, serta ekonomi yang dilandasi oleh Ghirah Islamiyyah.

Pengelolaan lembaga dengan manajemen modern, profesional dan amanah merupakan dedikasi kami dalam pemberdayaan umat melalui program layanan sosial.

FASILITAS

ARSITEKTUR MEGAH

Mewujudkan bangunan Masjid yang luas dan mampu bertahan lama, dengan arsitektur bercorak Islam dengan budaya lokal.

AULA SERBA GUNA

Optimalisasi fungsi Masjid sebagai ruang kegiatan masyarakat serta sarana istirahat sementara para musafir.

PARKIR LUAS

Pola parkir di dalam pelataran Masjid akan mengurangi gangguan kelancaran lalu lintas di sepanjang jalan raya Pantura.

TOILET BERSIH

Pengelolaan kebersihan tempat wudlu dan toilet dilakukan demi terjaganya kesucian, kebersihan, dan ketertiban Masjid.

PROGRAM

MANHAJ
MANASIK HAJI
selanjutnya>>
PEHABI
PERINGATAN HARI BESAR ISLAM
selanjutnya>>
AJIMAS
NGAJI MALAM MASJID
selanjutnya>>
BINTAQ
BINA TILAWAH QUR'AN
selanjutnya>>
SANIM
SANTUNAN ANAK YATIM
selanjutnya>>
BASMAS
BAKTI SOSIAL MASYARAKAT
selanjutnya>>

3753

m2 LUAS LAHAN

5000

JAMA'AH

27

TAKMIR

9

MUADZIN

ARTIKEL

MASJID BESAR AL ISHLAH KRAGAN JUARA 1 PROVINSI JAWA TENGAH MELAJU TINGKAT NASIONAL AMPERA 2024

Masjid Besar Al Ishlah Kragan yang terletak di Rembang, Jawa Tengah, baru-baru ini meraih penghargaan bergengsi sebagai Juara 1 Provinsi JAwa Tengah dalam Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (Ampera) 2024 kategori masjid besar percontohan. Penghargaan ini diberikan oleh Direktur Jenderal Bina Masjid Kementerian Agama pada Rabu, 28 Agustus 2024.

Perjalanan Menuju Kemenangan
Ketua Takmir Masjid Besar Al Ishlah Kragan, KH. M Sa'dun Daaim, berbagi kisah perjalanan mereka hingga bisa meraih penghargaan ini. "Proses penilaian dimulai pada 31 Juli 2024, di mana Tim Kabupaten menilai 14 masjid besar di Kabupaten Rembang. Masjid Al Ishlah Kragan adalah yang paling memenuhi kriteria sebagai Masjid Percontohan," jelasnya.

Gus Sa'dun, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa begitu mengetahui persyaratan dan kriteria dari Kemenag, kami langsung membentuk tim untuk mempersiapkan segala dokumen dan keperluan lainnya. "Dokumen pendukung kami susun dalam bentuk File PDF. Setelah penilaian dilakukan, alhamdulillah pada 28 Agustus kemarin, SK penetapan Masjid Percontohan Tingkat Provinsi diterbitkan, dan kami akan mewakili Provinsi Jawa Tengah ke tingkat Nasional," tambahnya.

Aktivitas dan Struktur Masjid
Dalam berkas yang diajukan, terdokumentasi berbagai kegiatan aktif di Masjid Al Ishlah Kragan, mulai dari sholat berjamaah, pengajian, istighosah, hingga perayaan hari-hari besar keagamaan. "Kami memiliki berbagai kegiatan yang dilakukan secara rutin, baik harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan," kata Gus Sa'dun.

Masjid ini juga didukung oleh lima tenaga kebersihan, lima muazin rawatib, lima imam rawatib, dan sebelas khotib, yang semuanya berperan dalam menjaga kebersihan dan kualitas ibadah di masjid.

Harapan untuk Masa Depan
Gus Sa'dun mengungkapkan harapannya agar para jama'ah terus bersemangat dalam beribadah dan para pengurus masjid selalu berinovasi untuk pengembangan masjid. "Kami berharap jama'ah semakin semangat mengikuti kegiatan di masjid dan pengurus tetap kompak serta terus berinovasi," ujarnya.

Kriteria Penilaian
Penilaian masjid besar mencakup tiga aspek utama:
  1. Standar Idarah: Meliputi sistem administrasi, kesekretariatan, ketatausahaan yang akuntabel, serta legalitas status tanah.
  2. Standar Imarah: Termasuk penyelenggaraan sholat lima waktu, sholat Idul Fitri dan Idul Adha, serta kegiatan pendidikan seperti TPQ, Madin, hingga majelis taklim.
  3. Standar Ri'ayah: Mengharuskan masjid memiliki ruang sholat yang dapat menampung 5000 jamaah, alat sholat, sound system dengan kapasitas 4.000 MW, tempat wudhu dengan 50 kran, dan fasilitas penunjang lainnya.  
Acara Penganugerahan Nasional
Sebagai informasi tambahan, malam Penganugerahan Masjid Percontohan dan Ramah Tingkat Nasional 2024 akan dilaksanakan bersamaan dengan International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024. Rencananya acara ini akan digelar di Solo pada tanggal 25-27 September mendatang, dan Takmir Masjid Besar Al Ishlah Kragan juga diundang untuk hadir.

Selamat kepada Masjid Besar Al Ishlah Kragan atas pencapaian ini!. Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi masjid-masjid lainnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan aktivitas keagamaan melalui Masjid.

SANTRI MELEK TEKNOLOGI DIGITAL


Ada sebuah kaidah populer di kalangan pesantren yang berbunyi “Al-Muhafadhotu ‘ala qadimi al-Shalih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Ashlah” (Menjaga tradisi-tradisi lama sembari menyesuaikan dengan tradisi-tradisi modern yang lebih baik).


Dalam konteks kekiniain, tafsirannya bisa menjadi seperti ini yakni menjaga tradisi pesantren sembari mempelajari hal-hal-hal baru yang bersifat kekinian. Kekinian tersebut bisa berupa teknologi.


Sebagaimana kita ketahui, teknologi industri berkembang dengan pesat. Perubahannya begitu cepat. Jika tidak beradaptasi maka siapapun akan tertinggal. Termasuk santri. Pesantren selayaknya mempersiapkan para santrinya menghadapi revolusi industri 4.0.

Revolusi industri pertama (1.0) cirinya adalah mesin uap. Sedang revolusi industri 2.0 cirinya adalah kemunculan industri dan lini produksi. Kemudian revolusi industri 3.0 cirinya adalah penggunaan elektronik dan teknologi informasi guna otomatisasi produksi.

Kemudian saat ini, revolusi 4.0, cirinya adalah konektivitas manusia, mesin, dan data. Semua terkoneksi dalam jaringan.

Revolusi sekarang ini semua sistemnya berbasis teknologi. Maka, pihak pesantren dituntut kreatif dan inovatif dalam mendidik para santrinya. Guru atau ustaz harus lebih dari sekadar mentransfer pengetahuan terjadap santrinya. Jika hanya transfer ilmu, ustaz bisa digantikan oleh teknologi.

Ustaz zaman sekarang harus mampu menginspirasi, memberi sugesti dan memotivasi para santrinya agar mampu bersaing di era revolusi industri.

Industri 4.0 ini ditandai dengan kemunculan komputer super, kecerdasan buatan atau Intelegensi Artifisial (IA). Disadari atau tidak, saat ini, sebagaimana dikatakan Andrey Andoko, wakil rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN), pekerjaan yang bersifat rutin dan harian sudah banyak diambil alih mesin.

Ke depan pekerjaan yang masih belum bisa diambil alih oleh mesin dan robot adalah pekerjaan yang membutuhkan kemampuan dalam melakukan analisa, mengambil keputusan atau berkolaborasi (Kompas/2/5/18).

Berkaca pada pendapat Andrey di atas, seorang ustaz dapat memaksimalkan proses pembelajarannya terhadap hal-hal yang tidak bisa digantikan oleh mesin tersebut.

Hal itu bisa dijabarkan ke dalam lima kompetensi yaitu kemampuan memecahkan masalah, mempunyai jiwa kepemimpinan, mampu beradaptasi, serta kreatif dan inovatif.

Dengan mempunyai sudut pandang seperti itu, smartphone sebagai perangkat teknologi bukan lagi harus dijauhi, tapi justru digunakan untuk mendukung program pembelajaran tersebut di pesantren.

Dengan smartphone, ustaz maupun kyai tidak lagi sekadar menjadi sumber ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai fasilitator. Artinya, ustaz dapat menggunakan smartphone sebagai asistennya untuk membantu para santri menyerap segala ilmu pengetahuan.

Bagaimana pun smartphone sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Ia menjadi bagian dari manusia, termasuk para santri. Maka, sudah semestinya smartphone dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendukung proses pembelajaran di pesantren.

Melalui internet, untuk mendapatkan pengetahuan bisa dengan cepat didapatkan, yang notabene-nya berbeda dengan zaman sebelum era internet.

Maka, tugas ustaz adalah membimbing, mengontrol, dan mengarahkan para santri pada saat menggunakan smartphone-nya ketika melakukan proses pembelajaran. Smartphone bisa lebih cepat dari otak manusia.

Di sini saya sertakan beberapa contoh aplikasi yang dapat digunakan santri dalam mendukung proses belajarnya di pesantren.

Pertama, Google Translate. Aplikasi ini adalah layanan yang disediakan oleh Google Inc. untuk menerjemahkan bagian teks atau halaman web dalam satu bahasa ke bahasa lain.

Sebagai alat terjemahan otomatis, Google Translate memiliki keterbatan yaitu bisa saja terjemahannya tidak akurat seratus persen. Tapi setidaknya aplikasi ini akan membantu para santri untuk menerjemahkan bahasa yang diinginkannya pada tahap awal. Oleh karena itu, para santri butuh didampingi oleh ustaznya.

Kedua, Isantri. Aplikasi ini dikeluarkan oleh Kemenag dalam menyediakan sarana informasi berupa perpustakaan digital, baik buku maupun kitab. Jumlahnya sudah mencapai ribuan judul.

Hal yang mirip juga dengan situs yang bernama Waqfeya. Situs berbahasa arab ini memiliki koleksi ribuan kitab berbahasa Arab, baik klasik ataupun kontemporer. Kedua perpustakaan digital ini dapat membantu para santri dalam mengakses kitab yang diperlukan di pesantrennya.

Ketiga, Quran Kemenag. Ini adalah aplikasi hafalan Al-Quran yang dibuat oleh Kementerian Agama. Selain itu, aplikasi iQuran Lite juga dapat membantu dalam menghafal Al-Quran.

Dengan menggunakan aplikasi ini, para santri akan ditawarkan dengan fitur-fitur yang dapat membantu dalam menghafal Al-Quran.

Keempat, Youtube. Tentu sudah tidak asing lagi dengan aplikasi ini. Aplikasi ini bisa digunakan untuk misalnya pada saat belajar khitabah (Pidato) dengan melihat orang berpidato dengan menggunakan bahasa Arab maupun bahasa Inggris, sehingga bisa diikuti gayanya.

Selain keempat aplikasi di atas, para santri bisa mencari aplikasi maupun informasi di Google maupun Playstore sesuai dengan kebutuhannya. Mengingat teknologi terus berkembang.

Dengan meleknya para santri terhadap teknologi, semoga bisa menjawab tantangan zamannya di mana para santri sudah siap dengan perubahan yang sedang menantinya.

Santri yang notabene-nya mengenyam pendidikan agama di pesantren, tentu telah membekali dirinya dengan mental yang baik, berupa wawasan keagamaan yang baik, berakhlak mulia, dan dibekali pula kemandirian yang mumpuni.

Maka hal itu sudah menjadi kelebihan tersendiri. Jadi sangat baik apabila santri bisa menggabungkan kekayaan iman dan takwa (Imtak) dan ilmu pengetahuan dan intelektual (Iptek).

Kini, tidak selayaknya santri buta teknologi. Zaman informasi terbuka ini santri turut berpartisipasi untuk menjadikan dunia lebih baik. Jika tidak berperan, di luar sana, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti menyebarkan hoaks berbau agama akan mengambil alih. Tugas santrilah yang menangkal semua itu.

Seorang santri dengan mental yang baik, punya tradisi membaca kitab kuning yang baik, berpegang teguh pada Al Quran dan hadis, serta hati yang baik, kemudian mempunyai kecakapan teknologi mutakhir, maka dia akan menjadi santri par-exellence.

Imam Syafi’i pernah berkata:
“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu.Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu.Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.” (Kesan)

HUMOR SUFI: SALAH SANGKA

humor sufi salh sangka masjid besar al ishlah kragan rembang

Alkisah, seorang laki-laki telah menikahi seorang perempuan selama 30 tahun. Hubungan mereka biasa saja, datar, tidak romantis tidak juga buruk.


Istrinya selalu memasakkan suaminya makanan, dan sang suami selalu memakannya. Tidak pernah komplain juga tidak pernah memuji.


Suatu hari, seperti biasa, sang suami pergi ke masjid untuk salat jamaah. Hari itu di masjid ada kegiatan majelis taklim. Setelah selesai salat, ia duduk mengikuti majelis taklim tersebut bersama jamaah lainnya.

Sang ustadz mulai berceramah dan si suami mendengarkannya dengan saksama.

Sang ustadz berceramah tentang bagaimana menjadi suami yang baik agar kehidupan rumah tangga tetap harmonis. Sang ustadz berkata, “Salah satu tipsnya adalah dengan cara sering memuji istri. Jika istrimu senantiasa masak untukmu, pujilah masakannya.”

Ceramah tersebut ternyata membuat si suami berpikir sejenak, ia merasa dirinya melakukan kesalahan selama 30 tahun kepada istrinya. Tidak pernah sekalipun ia memuji masakan yang telah dibuat sang istri.

Selepas ceramah, bergegaslah sang suami pulang ke rumah. Sang istri, seperti biasa, telah menyiapkan makanan di meja makan untuk sang suami. Lalu makanlah mereka berdua.

Setelah menyelesaikan santapannya, sang suami (yang teringat ceramah sebelumnya) berniat membahagiakan istrinya dengan memuji masakannya.

“Istriku, alangkah nikmatnya makanan ini. Sungguh ini makanan terbaik yang pernah kusantap,” puji sang suami ke istrinya.

Si istri yang semula nampak bahagia kemudian wajahnya berubah menjadi garang. Nampak ia begitu kesal.

“Apa kamu bilang?” bentak sang istri.

“Seumur-umur, selama 30 tahun aku membuatkan masakan untukmu, tak sekalipun kau pernah memujiku. Kini, giliran aku bawakan masakan dari istri tetangga, kau malah memuji-muji masakannya!” lanjut sang istri kesal.

~ Seorang suami pernah membisiki istrinya:
Jika surga itu setangkai bunga, aku akan memetiknya untukmu. Jika surga itu seekor burung, aku akan menangkapnya untukmu.

Jika surga itu sebuah rumah, aku akan membangunnya untukmu. Tapi karena surga adalah tempat yang belum pernah dilihat oleh siapa pun, maka aku pun berdoa kepada Allah supaya Dia berkenan menempatkanmu di sana. (Kesan)

ALLAH AKAN SELALU MENOLONG HAMBA-NYA


Alkisah ada seorang wanita salehah dari Bani Israil. Wanita ini tidak pernah lalai dalam melaksanakan ibadah (shalat) di awal waktu.

Akan tetapi, ia memiliki suami yang tidak taat kepada Allah dan senantiasa melarang dirinya untuk beribadah kepada-Nya.

Meski demikian, wanita itu tetap menjalankan ibadah kepada Allah dengan taat dan tepat waktu, tanpa harus menafikan kehadiran suaminya.

Pada suatu pagi yang cerah, sang istri sedang menyiapkan sarapan di dapur, lalu sang suami menghampiri dan memberikannya sebuah bingkisan kain kecil.

“Aku memiliki satu amanah yang harus engkau jaga,” ucap sang suami sembari memberikan bingkisan yang dilapisi kain kecil.

“Apa isinya suamiku?” tanya sang istri penasaran.

“Ini adalah sebuah cincin, aku memintamu untuk menjaganya, jangan sampai hilang,” jelas sang suami.

Sang istri pun menyimpan cincin pemberian sang suami di dalam laci lemarinya. Tanpa sepengetahuan sang istri, suaminya mengambil cincin tersebut dan membuangnya ke laut.

Dengan tujuan agar ia memiliki alasan untuk memarahi istrinya karena tak bisa menjaga amanah dari dirinya. Sungguh sebuah rencana yang licik dan jahat.

Setelah membuang cincin tersebut ke laut, seekor ikan datang memakan cincin tersebut. Beberapa saat kemudian ikan tersebut tertangkap jaring seorang nelayan.

Singkat cerita, ikan itu pun dijual ke pasar. Siapa yang menyangka bahwa ikan yang memakan cincin itu akhirnya dibeli oleh suami wanita itu sendiri.

Ketika ikan itu hendak dimasak untuk makan siang, sang istri membersihkan ikan tersebut. Saat perut ikan dibedah, sang istri terkejut bukan main mendapati bahwa cincin pemberian suaminya ada di dalam perut ikan tersebut.

Sang istri pun menaruh kembali cincin tersebut di tempat semula.

Benar saja, ketika sang istri selesai menyantap makan siang, sang suami menanyakan keberadaan cincin yang ia berikan.

“Apakah kau masih menyimpan cincin itu?” tanya suami.

Mendengar pertanyaan sang suami, sang stri bergegas mengambil cincin tersebut dan menunjukkan pada suaminya seolah tidak terjadi apa-apa.

“Ini wahai suamiku,” ucap sang istri sambil menunjukkan cincinnya.

Sang suami pun diam dan bingung. Ia tak bisa memahami bagaimana bisa cincin yang sudah ia buang ke laut, bisa secara ajaib kembali ke tangannya.

"Allah akan menolong hamba-Nya yang berjalan di jalan-Nya" -Abu Bakar ra (Kesan)

MENGHADAPI BULLY (PERUDUNGAN) ALA RASULULLAH

MENGHADAPI BULLY (PERUDUNGAN) ALA RASULULLAH

Orang yang gemar mengikuti dan merundung (mem-bully) orang lain di setiap aktivitas online-nya sering kali disebut internet troll. Orang yang menjengkelkan dan (umumnya) kurang kerjaan ini, mendapat kepuasan dari menghina dan membuntuti “musuhnya”.

Semakin ditanggapi semakin happy dan menjadi-jadi dia. Tetapi bila diabaikan, troll pun merasa kerdil, lemah, dan tak relevan.

Rupanya di zaman Nabi Muhammad ﷺ ada juga troll semacam ini, walaupun tentunya sebelum adanya internet.

Adalah Arwa binti Harb—bibi sang Nabi ﷺ sendiri—yang gemar mengikuti dan meledek sang keponakan ﷺ setiap kali beliau berdakwah di Makkah. Entah itu di lorong-lorong jalan, di pasar, atau di Kakbah, Arwa senantiasa membuntuti dan mencaci sang Nabi ﷺ.

Namun, ia sedikit berbeda, bahkan sedikit elegan. Jika kebanyakan orang yang gemar menghina Nabi ﷺ bisanya hanya mengejek dengan kata atau frasa seperti, “penyihir”, “pendusta”, atau “orang gila”, Arwa gemar menghina lewat syair gubahannya.

Salah satu syair singkat yang digubah oleh Arwa, yang juga merupakan istri dari Abu Lahab, itu adalah:

مُذَمَّمٌ أَبَيْنَا، وَدِيْنُهُ قَلَيْنَا، وَأَمْرُهُ عَصَيْنَا

Mudzammam (orang yang tercela) telah kita tolak, dan agamanya kita benci, dan perintahnya kita bangkangi.

Lewat syair dan permainan kata, Arwa ingin mengubah sebutan sang Nabi ﷺ dari Muhammad (orang yang terpuji) ke Mudzammam (orang yang tercela). Dan yang lebih penting lagi, Arwa ingin mendapatkan reaksi atau balasan dari Nabi ﷺ.

Tapi sang Nabi ﷺ tak melihat adanya keperluan menanggapi syair-syair picisan Arwa itu. Kepada sahabatnya, sang Nabi ﷺ berkata:


أَلاَ تَعْجَبُونَ كَيْفَ يَصْرِفُ اللَّهُ عَنِّي شَتْمَ قُرَيْشٍ وَلَعْنَهُمْ يَشْتِمُونَ مُذَمَّمًا وَيَلْعَنُونَ مُذَمَّمًا وَأَنَا مُحَمَّدٌ

Tidakkah kalian heran, bagaimana Allah mengalihkan cacian Quraisy serta laknat mereka kepadaku. Mereka mencaci maki Mudzammam dan melaknat Mudzammam sedangkan aku adalah Muhammad (HR. Bukhari no. 3533).

Singkatnya, Nabi Muhammad ﷺ menegaskan bahwa yang mereka sebut-sebut Mudzammam (yang tercela) itu bukan beliau, sebab beliau adalah Muhammad (yang terpuji).

Dengan kata lain, hinaan apa pun yang dilontarkan kepada sang Nabi tidak akan mengubah realitas apa pun, mengikis kepercayaan diri sang Nabi ﷺ pun tidak. Sebab beliau tahu siapa dirinya yang sesungguhnya.

Di sini kita bisa belajar bagaimana Nabi Muhammad ﷺ menghadapi troll yang kerjanya membuntuti dan menghina.

Beliau memilih untuk mengabaikannya dan fokus pada hal yang penting dan bermanfaat. Beliau tidak merasa perlu untuk merendahkan diri ke level seorang troll.

Sebab bertarung di lumpur hinaan adalah yang diingini oleh troll. Dan alangkah tidak bijaknya bila kita terpancing hingga akhirnya bergulat di lumpur kekotoran itu.

Wallahu A’lam bish Ash-Shawabi. (Kesan)

HUKUM SHALAT MEMAKAI MASKER

Hukum shalat memaki masker


Pertanyaan Santri

Saya pernah dengar himbauan untuk melepas masker saat shalat, karena bisa tidak sah shalatnya, apakah benar demikian?

Jawaban Kiai

Pada masa pandemi ini, mobilitas masyarakat dibatasi dan juga laku kehidupan sosial banyak yang berubah. Penerapan protokol kesehatan bertujuan untuk mengurangi laju penyebaran virus covid-19. Salah satunya adalah penggunaan masker untuk menghindari penularan virus lewat droplet (cipratan atau percikan liur dari hidung atau mulut).

Masker digunakan utamanya untuk menutupi hidung dan mulut. Lantas, apakah shalat dengan menutupi kedua anggota tubuh ini dianggap sah? Untuk menjawab itu, kita harus membahasnya satu per satu.

Menutupi mulut saat shalat

Hukum asal menutupi mulut ketika shalat adalah makruh. Hal ini berdasarkan hadis dari Abu Hurairah ra.:

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُغَطِّيَ الرَّجُلُ فَاهُ فِي الصَّلَاةِ

Rasulullah ﷺ melarang seseorang menutupi mulutnya dalam shalat (HR. Ibnu Majah no. 966; Imam Al-Hakim menilai hadis ini shahih).

Syekh Ali Al-Qari, seorang ahli hadis bermazhab Hanafi, mengatakan bahwa orang Arab biasa menutupi mulut mereka dengan ujung sorban agar tidak terkena udara yang panas atau dingin. Menutupi mulut saat shalat dimakruhkan agar tidak menghalangi kelancaran bacaan shalat.

Ulama mazhab Syafii, Imam Nawawi, menjelaskan bahwa menutup mulut dengan tangan atau selainnya saat shalat adalah makruh, kecuali apabila menguap, maka sunnah untuk menutupi mulutnya dengan tangan.

Imam Al-Mahalli dan Imam Ar-Ramli dari mazhab Syafii juga berpendapat bahwa tidak masalah menutupi mulut apabila dibutuhkan, seperti karena bau mulut yang mengganggu saat shalat berjamaah.

Menutupi hidung saat shalat

Salah satu rukun shalat adalah sujud. Maka sujud yang tidak sempurna bisa berdampak pada keabsahan shalat. Dalam sebuah riwayat, Ibnu Abbas ra. menjelaskan syarat sah sujud sebagai berikut:

أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ الْجَبْهَةِ - وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ - وَالْيَدَيْنِ وَالرِّجْلَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ وَلاَ نَكْفِتَ الثِّيَابَ وَلاَ الشَّعْرَ

Aku disuruh Rasulullah ﷺ untuk bersujud di atas tujuh tulang, yaitu dahi—dan ia menunjuk ke hidungnya, kedua tangan, kedua kaki (lutut), dan ujung kedua telapak kaki. Dan kami dilarang melipat pakaian dan rambut (HR. Muslim no. 490).

Berdasarkan hadis tersebut, mazhab Hanafi menghukumi wajib untuk menempelkan hidung saat sujud. Pasalnya, Ibnu Abbas ra. menunjuk ke hidungnya saat menjelaskan tentang tujuh anggota badan yang harus ditempelkan saat sujud.

Sementara itu, mayoritas ulama dari mazhab Maliki, Syafii dan sebagian ulama Hanafi hanya menghukumi sunnah untuk meletakkan hidung pada tempat sujud. Pasalnya, Rasulullah ﷺ tidak menyebutkan kata hidung saat memerintahkan untuk sujud di atas tujuh anggota badan.

Kesimpulan

Hukum menggunakan masker saat shalat berkaitan dengan hukum menutupi mulut dan hidung saat shalat. Untuk masalah menutupi mulut saat shalat, mayoritas ulama mazhab Hanafi dan Syafii hanya menghukuminya makruh, dan apabila terdapat udzur maka diperbolehkan.

Adapun untuk masalah menutupi hidung saat shalat, mayoritas ulama dari mazhab Syafii, Maliki dan sebagian ulama Hanafi tidak mewajibkan untuk menempelkan hidung saat sujud. Sehingga, menutupi hidung dengan masker saat sujud tidak menjadi masalah.

Dewan Fatwa Mesir juga telah menetapkan kebolehan memakai masker ketika shalat, karena penggunaan masker dalam rangka pencegahan penyebaran virus adalah udzur, sehingga tidak makruh.

Bahkan termasuk rukhshah (keringanan dalam menjalankan syariat) yang utama. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

وَفِرَّ مِنَ المَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الأَسَدِ

Dan larilah dari penyakit kusta sebagaimana engkau lari dari singa (HR. Bukhari no. 5707).

Kebolehan memakai masker ketika shalat ini tentu dengan syarat masker tersebut suci dan tidak menutupi dahi. Karena apabila menutupi dahi, maka sujudnya menjadi tidak sah, sebab di antara syarat sah sujud adalah menempelkan dahi yang terbuka ke tempat sujud.

Wallahu A’lam bish Ash-Shawabi.

Referensi: Muhammad bin Ismail Al-Bukhari; Al-Jami’ Ash-Shahih, Muslim bin Hajjaj; Shahih Muslim, Ibnu Majah; Sunan Ibnu Majah, Abu Zakariyya bin Syaraf An-Nawawi; Al-Majmu’, Ibnu Hajar Al-Asqalani; Fath Al-Bari, Jalaluddin Al-Mahalli; Kanz Ar-Raghibin, Asy-Syaukani; Nail Al-Awthar, Ali Al-Qari; Marqah Al-Mafatih, Syamsuddin Ar-Ra’ini; Mawahib Al-Jalil (Kesan)

TESTIMONI

" Menjadi tempat sholat favorit kalau ke rembang. Suasana terasa sangat sejuk di dalam. Kamar mandi juga bersih dengan air mengalir. Tempat parkir luas bagi roda 4. Berada di pinggir jalan raya besar di pertigaan, jadi memudahkan bagi pengendara yang melihat. Sangat nyaman berlama-lama beribadah dan bertafakur di Masjid ini. "

ANGGI AYU AJENG

Via Google Map

" Masjid Agungnya Kragan. Semoga selalu dirawat dengan baik. Dan teruntuk kita umat Islam harusnya juga ikut menjaga dan merawat Masjid meskipun bukan marbot masjid "

AM KACY

Via Google Map

" Masjidnya besar dan bersih. Petugas parkirnya siap membantu. Halaman luas. Airnya bersih. Mukenanya bersih dan harum. Tertata rapi sekali. Ada ruang tunggu (aula) dan halaman bermain untuk anak-anak "

SHERLY FEBRIANA

Via Google Map

" Masjid yang sangat cantik. Gabungan seni bina Timur Tengah dan Jawa rasanya. Lewat di Masjid ini waktu malam, saat libur di Jawa. Salam dari Malaysia "

RASSENDYLL RUDOLF

Via Google Map

" Masjid yang indah. Nyaman dan bersih. Ke sini waktu mudik 2017. Mudah-mudahan mudik berikutnya bisa mampir ke Masjid ini lagi "

MAHARDIKA MOTOVLOG

Via Google Map